Minggu, 05 Mei 2013

Bangsa Mongol di Asia Tengah


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan peradaban Islam di Asia tengah sangat berkaitan dengan peradaban yang terjadi di wilayah Persia. Ira M Lapidus mengatakan bahwa; Islam pertama kali tersebar di wilayah ini diakibatkan karena adanya penaklukan Arab terhadap Iran dan Transoxiana serta perpindahan para kaum sufi dari wilayah perkotaan menuju ke wilayah padang rumput.[1] Oleh karena itu apa yang dikatakan oleh Ira M Lapidus menandakan bahwa; penaklukkan bangsa-bangsa lainnya oleh arab sebagai awal dari persebaran agama Islam ke berbagai wilayah di belahan dunia.
Mendiskusikan mengenai bangsa Mongol seringkali tidak mencapai pada titik temu yang sama dan tidak ada habisnya. Factor ini dikarenakan oleh pengaruh-pengaruh bangsa yang sangat besar bagi peradaban dunia.  Mongol merupakan sebuah suku bangsa yang sangat besar dengan mendiami beberapa wilayah di belahan bumi ini. Puncak kejayaan bangsa mongol ketika berhasil menghancurkan Baghdad pada tahun 1258. Sejarah bangsa mongol dimulai semnejak berada dibawa kendali Jenghis Khan.[2] Bangsa mongol berasal dari wilayah hutan Siberia yang hidup di dataran padang pasir Gobi dan danau Baikal. Mereka termasuk dari bangsa Tartar.[3] Mereka termasuk bagian dari peradaban dunia yang besar dengan kontribusi yang sangat signifikan. Generasi dari bnasga mongol diawali dari  Jengis Khan. Selanjutnya, dia memiliki seorang keturunan, cicit, yang bernama Mubarak Shah (1266) yang menjadi penguasa muslim pertama untuk dinasti Mongol. Hingga sekarang, peninggalan itu masih dapat kita lihat buktinya dalam bentuk bangunan dan wilayah-wilayah kekuasaaan.
Dinasti mongol mencapai puncaknya pada masa Timur lenk dan dan dinati Golden Horde. Kehancuran mongol berawal dari penyerangan Rusia pada tahun 1502,[4] sehingga berdiri beberapa dinasti dari golongan Tartar yang merdeka. Mereka mendirikan dinasti baru; Kazan, Astrakhan, dan Ceznia. Oleh karena itu, dala pembahahasan kali ini, penulis menyampaikan mengenai dians-dinasti kecil yang terpecah setelah Golden Horde. Toynbee menyebutkan bahwa peradaban di bumi ini dikarenakan karena adanya response and challenge yang mengakibatkan adanya perubahan. Penjelasan ini sesuai dengan yang terjadi pada dinasti-dinasti setelah kehancuran Golden Horde. Berdirinya dinasti  tar-tar yang memerdekakan diri menandakan adanya reaksi yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa tertindas. Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh beberapa dinasti kecil pasca Golden Horde memberikan perubahan yang cuku berarti dengan sumbangsih bagi peradaban Islam. Perpecahan kekuasaan ini sama halnya ketika berdirinya dinasti-dinasti kecil, Muluk at-Thawaif, di Andalusia.    

Di dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa pendekatan dianataranya: pendekatan politik, pendekatan sosial, pendekatan ekonomi, dan pendekatan budaya, sehingga mengantarkan kejayaan pada dinsati tersbut. Selanjutnya, dalam hal penulisan, penulis menggunakan metode penelitian secara heuristic, verifikasi, interpretasi dan eksplanasi, serta historiografi yang menghasilkan penulisan karya ilmiah ini.

B.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Kondisi dinasti Kazan, Astrakhan, Ceznia? Mengapa terjadi konflik dengan penguasa lain, Rusia, sehingga terjadi kehancuran bagi dinasti-dinasti tersebut?

             


BAB II
PEMBAHASAN
A.     PENGUASAAN BANGSA MONGOL DI ASIA TENGAH
Perjanjian yang dilakukan oleh penguasa muslim, Umar bin Khattab, pada tahun 637 M dengan Persia[5], menandakan sebagai periode baru terhadap penyebaran agama Islam. Penaklukkan dan penguasaan di berbagai wilayah oleh umat Islam pada saat itu menjadi tren positif bagi agama Islam. factor politik dan ekonomi menjadi alasan terjadinya conquest di wilayah Persia. Kota tua itu, Persia, menjadi jalur penghubung para pedagang yang ada di wilayah Timur dengan jalur darat, di samping itu juga, Persia menjadi salah satu wilayah yang memprduksi berbagai barang dan makanan yang dibutuhkan oleh orang-orang Arab dan para pedagang yang ada di Arab. Salah satu contoh barang yang dibutuhkan oleh para pedagang dari Arab ialah kain sutera. Kain sutera merupakan komoditas barang dagangan yang sangat langka dan mahal, bahkan kain sutera yang ada di Persia merupakan kualitas ternama di dunia sampai sekarang.
Di masa selanjutnya, di bawah pengaruh Umayyah dan Abbasiyah, penduduk Persia menjadi pemeluk agama Islam –sekarang mayoritas syi’ah—yang tunduk di bawah pengaruh Umayyah dan Abbasiyah. Pengaruh Islam Arab dan Persia tercermin dengan berbagai macam akulturasi dan asimilasi budaya yang dapat ditemukan di berbagai daerah di wilayah Persia dan Asia Tengah.
Invasi bangsa Mongol ke wilayah Persia oleh beberapa penguasa Mongol membuat Persia semakin kecil pengaruhnya. Chengiz Khan berhasil menduduki wilayah Samarkhand dan Bukhara pada tahun 1219 M. Selanjtunya, di bawah pengaruh Timur Lenk, terjadi invasi kedua kalinya di wilayah Iran yang menguasai kerajaan Iran.[6]
Pada dinasti-dinasti Mongol selanjtunya, Chagthai, Golden Horde, dan Ilkhan, pengaruh bangsa Mongol semakin kuat. Pada saat itu, Persia merupakan sebagian kecil willayah yang dikuasai oleh bangsa Mongol. Bangsa mongol berhasil menguasai Baghdad pada tahun1258 M yang menandakan kehancuran bagi peradaban Islam, dan pengaruh bangsa Mongol juga mencapai wilayah Afrika Utara.
Pada awal abad ke-16 M, pengaruh bangsa Mongol semakin melemah. Penyerangan bangsa Rusia di bawah pimpinan, Tsar, membuat mongol kehilangan pengaruh. Konflik intern yang terjadi pada masa Golden Horde memberikan kesempatan bagi penguasa-penguasa lainnya untuk mengambil wilayah kekuasaannya. Mongol-Islam di bawah pengaruh Golden Horde terpecah, dan puncaknya ketika wafatnya Idhiku 1419 M,[7] penguasa Noghay yang menaklukkan sarai baru, dan menejadi penguasa terakhir Golden Horde.[8] Penguasa inilah yang menutup kemegahan dari Golden Horde sebelum  terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil di wilayah Asia Tengah.  

B.     DINASTI KAZAN, ASTRAKHAN, DAN CHEZNIA
B.1. Dinasti Kazan
            Menurut Encyclopedia of Islam; The Khanate of Kazan was founded in the first half of the 15th century by a Cingizid descendant, Ulu Muhammad, son of Djalal al-Din and grandson of Toktamish (Dinasti Kazan didirikan pada pertengahan abad ke 15 M oleh keturunan Chengis, Ulugh Muhammad, Anak Djalal al-Din dan Cucu Tokhtamish).[9] Tokhtamish (1359-1395 M) adalah seorang keturunan dari Batu, anak Jochi dan cucu Chengis. Dia adalah penguasa ke- 10 dinasti Golden Horde.
Kazan adalah sebuah dinasti kecil yang berdiri pada tahun 1437/8 M. Di masa awal berdirinya, penguasa pertama dinasti ini, Ulugh Muhammad, ikut dalam perang menghancurkan kerajaan rusia. Pada tahun 1438, Ulugh Muhammad berhasil mengepung Moskow dan mengahancurkan Kolomna.[10] Awal dari berdirinya merupakan kelemahan penguasa yang tidak dapat menjaga wilyah kekuasaanya.
Di bawah kekuasaan Ulugh Beg, Transoxania menjadi ibukota negara yang menjadi pusat perkembangan dan keamjuan. Di bidang arsitektur berdirinya monument yang begitu megah, serta beberapa makam yang sangat megah: komplek makam Shah Zindah, makam Timur Lenk, the Guri Mire, yang terkenal dengan seni ukir dan dekorasi dari keramik tirus yang berwarna kebiru-biruan dan bangunan observaturium demi kepentingan perekmbangan pengetahuan. Ia juga menjadi kepala musisi, pujangga, dan penyanyi.
Secara geografis, Dinasti Kazan berada di wilayah endapan atau tepi sungai Volga[11] yang merupakan pertemuan dengan sungai Kama, sebuah daerah subur penghasil pangan dan berada di persimpangan jalan antara hutan dan wilayah padang rumput yang luas dengan hubungan dan komunikasi yang baik.[12] Wilayah ini sudah ada sebelum terjadinya invasi mongol, dan menjadi pusat kota yang maju di negara Bulghar (Siberia).
 Dalam hal politik, berada di bawah kekuasan Ulugh Muhammad, Dinasti Kazan merupakan sebuah dinasti kecil yang memiliki pengaruh besar bagi bangsa Tatar. Penguasa ini dapat memberikan ancaman terhadap penguasa Moskow. Pada perkembangan selanjutnya, di tahun 1445 M, Mahmudek, anak Ulugh, dapat mengalahkan dan menjadikan tawanan prnguasa Moskow, Vasili II, sebagai bukti kekalahan kerajaan Moskow, namun setelah itu dia dibebasakan oleh Mahmudek.
Secara politik, pembebasan penguasa Moskow, Vasili II, dapat diasumsikan sebagai sebuah kebijakan dari penguasa, Mahmudek, pada saat itu, atau sebagai hasil dari sebuah perjanjian yang dilakukan oleh kedua penguasa muslim dan non-muslim tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada saat Umar berhasil menaklukkan Syam, Syiria, dan Persia, yang berakhir dengan perjanjian di abad ke-8 M. Tulisan Philip K. Hitti dalam History of the Arab menyebutkan bahwa; panglima perang, Khalid bin Walid, menjamin keamanan dan kesejahteraan rakyat Damaskus secara materi maupun moril dengan syarat membayar pajak (Jizyah).[13]       
          Di tahun yang sama perkembangan dan perubahan kota Kazan semakin cepat. Mahmudek memeperluas wilayah Kazan, dengan merampas dan menaklukkan wilayah yang dikuasai oleh ‘Ali Beg.
Perluasan wilayah tersebut didukung oleh beberapa factor dalam sebuah wilayah kekuasaan. Kehidupan rakyat Kazan terjamin dengan bahan pangan yang melimpah dan tanah yang subur, di samping itu juga, penguasa memberikan keleluasaan bagi rakyatnya untuk mengeksploitasi dan menggunakan bahan baku tersebut dengan cara berdagang dan melakukan komuniakasi dengan bangsa-bangsa trader lainnya.
Dinasti Kazan mencapai masa kejayaan di masa kepemimpinan Muhammad Amin (Wafat 1518/9 M). Muhammad menjabat sebagai penguasa pada tahun 1495 M dengan menggantikan Ali. Dia pernah mencari perlindungan dari penguasa Rusia, namun ketika berada di bawah pemerintahan Muhammad Amin, Kazan kembali menjadi sebuah dinasti yang maju sebelum tunduk kepada Rusia.
Kekuasaan Khan memasuki masa suram, terjadi gerakan-gerakan radikal yang disertai dengan tindakan anarkis yang terus menerus antara pendukung Rusia, pro-Rusia, yang menginginkan negara nasionalis yang dibantu oleh orang-orang Crimea dan Horde Noghay. Penaklukan yang diikuti oleh pejabat yang menngikuti system pemerintahan Rusia, sehingga orang-orang Kazan diusir oleh mereka,[14] bahkan sebagian dari mereka ada yang mengalami pembaptisan secara paksa.[15] Wilayah mereka yang subur menjadi bagian dari pemerintahan Rusia.  
B.2. Dinasti Austrakhan
Astrakhan adalah sebuah penguasa muslim dari bangsa Tartar. Ia menjadi dinasti kecil yang termasuk dalam keturunan bangsa Mongol. Dinasti ini berada di wilayah tepi sungai Volga yang merupakan wilayah yang pernah dikuasai oleh orang-orang Kazan.
Pendiri dinasti ialah Qasim, seorang keturunan Mongol dari keturunan Ulugh Muhammad, yang termasuk golongan pro-Rusia. Kekacauan yang terjadi di wilayah bangsa Mongol pasca terpecahnya menjadi dinasti-dinasti kecil mengakibatkan terjadinya suaka politik yang dilakukan oleh pemerintah Rusia. Qasim Khan diberikan kepercayaan oleh penguasa Rusia, Tsar Rusia, untuk menjabat sebagai gubernur di wilayah Astrkahan. Karena kecerdikannya dalam pemerintahan dan ambisi menjadi seorang penguasa, maka ia memimpin Astarakhan secara independen.[16] Ibukota dari dinasti Astrakhan berada di Xacitarxan[17]. Penunjukkan wilayah ini sangat membantu dalam pertahanan dikarenakan wilayahnya yang berdekatan dengan sungai di bagian barat, dan laut Kaspia di sebelah selatan, sehingga wilayah ini bisa dikatakan sebagai wilayah yang dikelilingi oleh air.
Setelah pergantian Qasim oleh Abdul ar-Rahman, kekuasaan Astrakan berada dalam masa yang sulit. Ia, sebagai penguasa, snagat lemah dalam memperthankan wilayah Xacitarxan, bahkan terjadinya perpecahan antara bangsa Mongol-Tartar sendiri. Kazan dan Crimea, sebagai dinasti kecil, beursaha mengahncurkan Astrakahan, bahkan saling membunh satu sama lain, walaupun dari golongan Muslim. Akibatnya, penguasa, Abdur ar-Rahman mencari pertolongan kepada orang-orang Turki untuk menghancurkan Rusia.[18]
Pada tahun 1556, kekuasaan berada di tangan Rusia. Ia ditaklukkan oleh rusia, dan rusia mengirim seorang sufi yang bernama Darwesh Ali Khan sebagai penguasa baru. Penguasa rusia menempatkan orang-orang Cossack sebaga penduduk Astrakhan yang berusaha mengmebalikan kestabilan pemerintahan Rusia. Penguasa juga membangun pelabuhan terbesar di utara Laut Kaspia sebagai salah satu pemasukan bagi kekuasaan Rusia.
Kemajuan yang pernah dialai oleh penguasa Kasim yang sangat pendek usianya ialah di bidang kemiliteran dan perekonomian: para tetara bayaran Kasim berhasil mempertahankan kedaulatan Kasim sebagai penguasa independent walaupun hanya menjabat selama 24 tahun, kemudian penghasilan rakyat yang bergantung pada hasil bumi di Xacitarxan merupakan pengahsilan terbaik untuk Astrakhan, bahkan sebelumnya menjadi pemasukan yang terbesar bagi bangsa Mongol yang berada di bawah kekuasaan Golden Horde. Perbandingn yang sangat besar bagi bangsa Mongol dalam hal pembayaran pajak setelah menaklukkan bangsa pribumi di wilayah yang mereka diami dan tinggali.[19] Eksploitasi besar-besaran dilakukan demi kemajuan bangsa Astrakkan di Xacitarxan.      
B.3. Dinasti Checon
Dinasti Chehcon[20]merupakan penamaan yang diberikan oleh orang-orang Rusia terhadap bangsa Muslim yang mendiami selatan anak sungai Lembah Sanja dan Sungai Terek di tengah wilayah Kaukasus.
Pada abd ke 17 M, wilayah ini oernah mendapatkan pengaruh dari golongan Islam Sunni yang bermadzhab Hanafi. Wilayah Daghastan dan Crimea menjadi tujuan utama dari penyebaran theology ini, namun hingga pertengahan abad ke-18 M, namun semua itu tinggal sebuah sejarah yang telha terukir, karena mereka kembali mendpatkan pengaruh dari golongan theology Naqsabandiyah.[21]
Secara politik, checeon merupakan wilayah yang berada di bawah pengaruh dari rusia. Rusia memberikan pengaruh bagi orang-orang chechon. Ia dibagi menjadi tujuh clan atau kelompok kecil yang kemudian menampakkan ras dan kesukuan mereka: Micik, Ickeri, Aukh, Kist, Nazran, Karabuakh, Ghalgays, yang keudian menamakan mereka sebaga bangsa Ingush. Penguasa Rusia menjadikan bangsa Ingush sebagai koloninya yang menjadi perthanan orang rusia di wilayah Georgia dan mengankesasi wilayah tersebut sebagai benteng pertahanan rusia. Tetapi dibawah pengaruh Syeikh Mansur Ushurma, melakukan perlawan terhadap pemerintah pada tahun 1791.[22]
Di awal abad ke 19 M, menjadi wilayah imam yang bernama Shamis di Dagistan. Pada tahun berikutnya orang-orang checon melakukan imigrasi ke wilayah Turki. Pada masa revolusi Oktober Rusia di tahun 1917 M, orang-orang Checnya yang tergolong dalam bangsa Ingush melakukan otonomi keagamaan yang bertranformasi pada thuan 1956 M.[23] Sampai sekarang, mereka menjadi bagian tersendiri di beberapa wilayah yang berada di Rusia. Mereka masih memegang system kemasyrakatan yang Patriarchial.[24]

KESIMPULAN
                        Dinasti Kazan merupakan sebuah pemerintahan yang bedaulat pasca hancurnya Golden Horde. Perkembangan Kazan adalah sebuah dinasti kecil yang berdiri pada tahun 1437/8 M. Di masa awal berdirinya, penguasa pertama dinasti ini, Ulugh Muhammad, ikut dalam perang menghancurkan kerajaan rusia. Pada tahun 1438, Ulugh Muhammad berhasil mengepung Moskow dan mengahancurkan Kolomna. Awal dari berdirinya merupakan kelemahan penguasa yang tidak dapat menjaga wilyah kekuasaanya. pembebasan penguasa Moskow, Vasili II, dapat diasumsikan sebagai sebuah kebijakan dari penguasa, Mahmudek, pada saat itu, atau sebagai hasil dari sebuah perjanjian yang dilakukan oleh kedua penguasa muslim dan non-muslim tersebut.
                        Astrakhan adalah sebuah penguasa muslim dari bangsa Tartar. Ia menjadi dinasti kecil yang termasuk dalam keturunan bangsa Mongol. Dinasti ini berada di wilayah tepi sungai Volga yang merupakan wilayah yang pernah dikuasai oleh orang-orang Kazan. Pada tahun 1556, kekuasaan berada di tangan Rusia. Ia ditaklukkan oleh rusia, dan rusia mengirim seorang sufi yang bernama Darwesh Ali Khan sebagai penguasa baru. Penguasa rusia menempatkan orang-orang Cossack sebaga penduduk Astrakhan yang berusaha mengmebalikan kestabilan pemerintahan Rusia. Penguasa juga membangun pelabuhan terbesar di utara Laut Kaspia sebagai salah satu pemasukan bagi kekuasaan Rusia.
Dinasti Chehcon merupakan penamaan yang diberikan oleh orang-orang Rusia terhadap bangsa Muslim yang mendiami selatan anak sungai Lembah Sanja dan Sungai Terek di tengah wilayah Kaukasus. Penguasa Rusia menjadikan bangsa Ingush sebagai koloninya yang menjadi perthanan orang rusia di wilayah Georgia dan mengankesasi wilayah tersebut sebagai benteng pertahanan rusia. Tetapi dibawah pengaruh Syeikh Mansur Ushurma, melakukan perlawan terhadap pemerintah pada tahun 1791.



Daftar Pustaka
Lapidus, Ira M. A History Of Islamic Societies, Terj. Gufron A. Mas’adi Sejarah Sosial Umat Islam, Jilid I dan II. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.

Karim, M. Abdul. Islam di Asia Tengah. Yogyakarta: Bagaskara, 2006.
______________. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Cet I. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.

Bosworth, G. E. (ed). Encyclpoedia of Islam, Vol. II, IV, & VII. Leiden and New York: E.J. Brill. 1993.

Lewis, Bernard, P.M. Holt, and Ann K.S. Lambton (ed). The Cambridge History of Islam: The Central Islamic Land from Pre-Islamic Times to the First World War. Vol I A. United Kingdom: Cambridge University Press, 1970.

Hitti, Philip K. History of The Arab, Terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Selamat Riyadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999. 

           


[1] Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Jilid I dan II, terj, Gufron A. Mas’adi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 637.
[2] M. Abdul Karim, Islam di Asia Tengah (Yogyakarta: Bagaskara, 2006), hlm. 1.    
[3] Ibid.  
[4] Ibid., hlm. 72.
[5] Ibid., hlm. 11.
[6] Karim, Sejarah Islam, hlm. 36-37
[7] Ibid., hlm 71.
[8] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Cet I (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hlm. 294.
[9] G. E Bosworth (ed)., Encyclpoedia of Islam, Vol. VII (Leiden and New York: E.J. Brill. 1993), hlm 849.
[10] Ibid.,
[11] Karim, Sejarah Islam, hlm. 72. 
[12] Bernard Lewis, P.M. Holt, and Ann K.S. Lambton (ed), The Cambridge History of Islam: The Central Islamic Land from Pre-Islamic Times to the First World War, Vol I A ( United Kingdom: Cambridge University Press, 1970), hal. 499.
[13] Philip K. Hitti, History of The Arab, Terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Selamat Riyadi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 
[14] Bosworth (ed), Encyclopedi of  Islam,  Vol. 7, hlm. 850.
[15] Karim, Sejarah, hlm. 74.
[16] Ibid.,
[17] Menurut penulis Xacitarxan adalah wilayah yang berdekatan dengan sungai Volga, wilayah ini berada di timur subgai Volga, dan (mungkin) sebagai saah satu wilayah yang subur dalam memproduksi hasil bumi yang berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia.  
[18] Bosworth,  The Encylopedia of Islam, hlm. 721.
[19] Bosworth, Encyclopedi of Islamic, Vol. 7, hlm. 721.
[20] Di dalam beberapa referensi menyebutkan sebagai Cecen, Chehcnya, dan Cheznia. Kata-kata ini beru diketahui pada awal abad 18 hingga sekarang yang menjadi sebuah kelompok muslim di rusia. Kelompok ini pernah melakukan pemberontakan terhadap penguasa rusia pada akhir abad ke-20 M, sebelum pergantian Uni Soviet kembali menjadi Rusia di bawah pemerintahan Vladimir Puttin dan Gorbachev.  
[21] B. Lewis (ed)., The Encyclopedia of Islamic, Vol. II (Netherland: E.J. Brill, 1965), hlm. 18.
[22] Ibid.,
[23] Ibid.,
[24] www.wikipedia.com//Chechnyapadamasasekarang.org///. Diunduh pada tanggal 16 maret 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar